Jumat, 18 April 2014

Snowflake : The White Gorilla






Jangan mudah terpancing dengan poster dan judul film ini yang manis dan so sweet. I Miss You adalah sebuah film buatan Thailand yang bergenre horror yang dikemas dengan cukup menarik. Sempat menjadi box office di negaranya pada bulan Juni 2012. Idenya sederhana dan mungkin sudah pernah ada cerita yang mirip-mirip seperti itu namun dibuat cukup serius tanpa ada komedi didalamnya. Kalaupun ditemukan komedi dalam film ini, itu hanya satu sesi saja dan tidak dibuat-buat. Perbedaannya dengan film horror Indonesia adalah terlalu banyak komedi yang dibuat-buat.

Berkisah mengenai keputusasaan dokter Tana (Jesdaporn Pholdee), seorang lelaki tampan dan tajir yang ditinggal mati oleh sang kekasih yaitu dokter Nok (Natthaweeranuch Thongmee) karena kecelakaan mobil. Untungnya dokter Tana selamat dari peristiwa tersebut. Dan sudah dua tahun lamanya dokter Tana masih tetap setia dengan tidak mempunyai pacar baru. Dudukpun selalu menyendiri dengan kursi kosong didepannya seolah-olah disediakan buat sang kekasih. Minumpun sendiri dengan memesan 2 cangkir kopi seolah-olah satunya lagi untuk sang kekasih.

Bergabunglah dokter baru bernama Bee (Apinya Sakuljaroensuk) yang diam-diam menaksir dokter Tana. Dia bermaksud menolong agar tidak terjebak dalam kesedihan yang terus-menerus. Namun rumor berkembang di sana bahwa bila ada sesorang yang menyukai dokter Tana maka arwah dokter Nok tidak akan terima dan akan menghantuinya. Dokter Bee percaya atau tidak, mau atau tidak harus berhadapan dengan arwah tsb. Gangguan-gangguan dan bayangan-bayangan terus menghantuinya.

Alur cerita yang berkelok-kelok tanpa ada tujuan yang jelas. Di satu sisi, Sutradara ingin menunjukkan kecemburuan sang arwah dengan teror-teror dan penampakan pada korban-korbannya termasuk ke dokter Bee. Tapi disisi lain arwah tsb membantu menyembuhkan kembali dokter Bee. Namun disisi lainnya lagi menunjukkan seolah-olah dokter Nok membutuhkan bantuan dari dokter Bee untuk mengungkap sebab-musabab kecelakaannya. Ternyata di malam kecelakaan tersebut dokter Nok mengetahui perselingkuhan dokter Tana dengan wanita lain, anak pemilik rumah sakit. Dengan bukti sebuah foto mesra, akhirnya terjadilah pertengkaran di dalam mobil yang sedang melaju di jalan dan terjadilah kecelakaan.

Beberapa kelemahan dalam film ini yang penulis temukan adalah pertama, bukti sebuah foto mesra masih ada didalam mobil tsb. Lucunya mobil tersebut seharusnya sudah rusak atau kalaupun direparasi maka fotonya seharusnya sudah hilang atau rusak atau sudah diambil. Tapi ini terselip dan tersimpan Pada tahun 1966 bergabunglah seekor anak gorilla putih pada kebun binatang di Barcelona Spanyol. Dalam bahasa spanyol binatang itu disebut dengan Copito de Nieve dan dalam bahasa Inggris dipanggil dengan Snowflake. Saat itu binatang gorilla berjenis albino dan bermata biru ini merupakan satu-satunya di dunia dan menjadi populer serta sekaligus maskot bagi kota tersebut. Film ini diinspirasikan oleh hal tersebut sehingga sutradara Andrés G. Schaer membuatnya khusus untuk genre anak-anak. Film yang di negaranya berjudul Copito de Nieve diubah untuk pasaran internasional dengan judul Snowflake : The White Gorilla.

Pada awalnya Snowflake tinggal bersama Paula dan ayah serta ibunya untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke kebun binatang di Barcelona. Pada saat pindah, tidak hanya situasi dan lingkungan yang berbeda yang menyulitkan adaptasinya namun juga dari warna tubuhnya yang berwarna putih. Snowflake yang menyukai makanan yogurt berbeda dengan gorilla lainnya yang suka pisang. Di dalam kandang, dia bergabung dengan keluarga gorilla berwarna hitam yang terdiri dari ayah gorilla yang bernama Ron, anak gorilla laki dan anak gorilla perempuan yang bernama Ndegue.

Snowflake berteman baik dengan Ndegue dan kakaknya biasa-biasa saja menerimanya tetapi tidak dengan Ron yang melihatnya seperti aneh karena berwarna putih. Snowflake merasa tidak bisa diterima dalam keluarga gorilla tersebut karena warna tubuhnya yang putih dan berbeda sehingga berkeinginan untuk mengubahnya menjadi warna hitam.

Secara kebetulan Snowflake menerima selebaran iklan tentang kehadiran Bruixa Del Nord alias penyihir dari utara yang singgah di kota tersebut. Sayangnya mereka singgah dengan waktu yang singkat dan tempat yang jauh dari kebun binatang. Untuk itu diperlukan perjuangan untuk mencapai tempat tersebut dan tentu saja melarikan diri dari kebun binatang. Dibantu oleh Ailur yaitu seekor panda merah padahal menurut penulis cocoknya disebut musang karena ada ekornya, yang ingin menjadi seekor macan tutul. Namun syaratnya adalah diijinkan untuk melakukan meditasi setiap jangka waktu tertentu.

Perjuangan mereka tidak mudah karena ada seseorang yang bernama Luc de Sac yang merasa dirinya sial terus dan untuk menghilangkan kesialannya tersebut menurut buku manteranya harus memakan hati dari Snowflake. Luc de Sac selalu memburu Snowflake dengan berbagai cara. Secara kebetulan Paula dan temannya yang bernama Leo mengetahui rencana jahat tersebut dan berupaya menolongnya. Kejar-kejaran pun tak terelakkan.

Snowflake berhasil mendapatkan ramuan pengubah warna tetapi Paula meyakinkan kepada Ron bahwa perbedaan warna bukanlah hal yang Utama. Seperti contohnya Ron sendiri tidak suka pisang dan anaknya suka pisang. Bukankah hal itu juga berbeda. Akhirnya Ron sadar dan dia mau menerima Snowflake dalam keluarga besar gorilla.

Kelemahan dari film ini adalah gambar tidak terang dan terlihat kecoklatan. Juga dialog suara yang tidak menggunakan bahasa aslinya seharusnya menggunakan bahasa Spanyol yang lebih natural. Dubbing yang tidak pas antara suara dan gerakan mulut. Kualitas dubbing yang kurang bagus yang stagnan dan terlihat “studio” sekali. Antara musik dan dialog tidak pas dan tidak sinkron seperti kejar-kejaran sehingga mengganggu pendengaran.


Sumber : wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar