Kamis, 24 April 2014

Act of Valor





Film ini diperankan oleh anggota angkatan laut Amerika Serikat (US Navy Seals-United States Navy Sea, Air and Land) asli, yaitu pasukan khusus angkatan laut yang disiapkan untuk melakukan operasi tempur non konvensional termasuk melawan terorisme. Ceritanya sendiri berupa fiksi namun diinspirasi oleh kejadian-kejadian nyata yang pernah terjadi. Senjata dan peralatan perang adalah asli yang digunakan oleh anggota Navy Seals. Film ini dibuat dengan biaya 12 juta dollar dan dalam satu minggu tayang sudah menghasilkan 24 juta dollar, sebuah keuntungan sudah didepan mata.

Sesi pertama adalah sebuah tugas yang dipimpin oleh Rorke dan Dave untuk menyelamatkan seorang sandera wanita bernama Roselyn Sanchez yang merupakan agen rahasia Amerika di Costarica. Sesi kedua adalah perburuan Abu Shabal yang merupakan gembong teroris dan Christo yang merupakan penyelundup manusia. Digambarkan secara normal dan wajar serta tidak berlebihan.

Film ini bisa dikatakan sebagai sebuah film semi dokumenter dengan adanya pembacaan narasi oleh Rorke. Bisa juga dikatakan sebagai semi video game perang-perangan karena cara pengambilan gambar yang memperlihatkan ujung senapan serta hologram yang menunjukkan nama dan pangkatnya.

Kekurangan bisa ditemukan dari dialog yang dilakukan secara kaku. Mungkin ini adalah hal yang wajar karena pemainnya bukanlah aktor yang sebenarnya melainkan orang awam dalam hal acting. Namun demikian hal tsb bisa tertutup oleh sinematografi yang baik dan bagus. Apalagi ini film perang yang menomorsatukan tembak-menembak dan bukan film drama yang menomorsatukan dialog.

Prosedure yang ditayangkan adalah asli misalnya saat mengkonfirmasi dengan sandera yaitu memberi pertanyaan secara pribadi terkait dengan ibu kandung dan masa kecilnya. Karena jawabannya benar maka status konfirm. Tak tik yang digunakan juga asli misalnya saat penyerbuan maka ada tim penyerbu, tim pengintai dan tim sneaper. Strategi yang dipakai juga asli dengan membunuh satu per satu lawan dari sisi luar tanpa mengeluarkan suara ramai. Tim penyelamat sebagai rencana untuk mengeluarkan sandera.

Uniknya, nama Indonesia sempat disebut dalam film ini yaitu Abu Shabal sering melakukan pelatihan teroris di camp Indonesia. Ya tentu saja, karena di Indonesia sering terjadi aksi atau bom yang dilakukan oleh teroris. Jadi mau tidak mau nama Indonesia juga tersangkut. Apalagi jenis bom yang digunakan teroris mirip dgn yg ada di Indonesia yaitu dicampur dengan logam bulat yang biasa disebut gotri atau bearing.

Film ini didedikasikan untuk semua orang baik laki-laki maupun perempuan yang berkorban untuk negaranya sebagai penjaga kebebasan melawan teroris dan tirani.


Sumber : Wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar