Rabu, 30 April 2014
Indonesia Kembali Terpilih Menjadi Salah Satu Wakil Anggota Badan Eksekutif ILO
Partisipasi Indonesia dalam organisasi perburuhan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), International Labour Organization (ILO) sebagai Wakil Anggota Badan Eksekutif diperpanjang untuk periode 2014-2017 setelah sebelumnya diberikan kepercayaan pada 2011-2014. Pemilihan tersebut dilaksanakan di markas ILO, Jenewa pada Senin (02/06/2014) pukul 17.30-18.30 waktu setempat di sela-sela Konferensi Perburuhan Internasional yang tengah berlangsung sejak 28 Mei hingga 12 Juni 2014 mendatang. Menteri Tenaga Kerja RI pun dijadwalkan akan menyampaikan pidato dalam konferensi tersebut pada 9 Juni.
Indonesia terpilih setelah mendapatkan suara bersama dengan 37 negara lain dalam proses voting yang melibatkan 185 negara anggota ILO. Seluruh Wakil Anggota Badan Eksekutif terpilih akan melakukan pertemuan 3 kali dalam setahun. Tujuan pertemuan tersebut untuk membahas kebijakan, merancang dan menentukan arah berbagai kebijakan dalam internal maupun eksternal ILO dalam satu periode (3 tahun). Selain itu, pertemuan ini pun akan mengevaluasi dan menilai indikator keberhasilan dalam setiap program.
Selama 3 tahun terakhir, yakni selama periode 2011-2014 Indonesia terlibat secara aktif dalam setiap pembahasan fenomena dan isu ketenagakerjaan, diantaranya mengenai pekerja rumah-tangga, pekerja di bawah umur, pekerja migran, pekerja layak perlindungan sosial maupun kesehatan dan keselamatan terhadap tenaga kerja. Dengan kembali terpilihnya Indonesia dalam periode mendatang, maka membuka kesempatan untuk terus terlibat dan memberikan masukan dalam isu mulitilateral ketenagakerjaan.
“Tentunya ini merupakan kebanggaan bagi Indonesia. Terpilih kembali selama 6 tahun berturut-turut adalah pencapaian luar biasa. Dengan demikian, Indonesia bisa berpartisipasi memberikan masukan terhadap isu-isu ketenagakerjaan yang tengah berkembang, selain memberikan kontribusi pemikiran dalam program-program ILO yang akan datang,” ujar Sekretaris I PTRI di Jenewa, Swiss Arsi Dwinugra Firdausy. (ES)
Sumber : Aksain.com
Selasa, 29 April 2014
Kantong Plastik Asal Indonesia Aman Bagi Lingkungan
Planet bumi merupakan planet ketiga dari matahari yang terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu. Bumi merupakan rumah ternyaman dan teraman bagi seluruh umat manusia. Sebagai langkah nyata untuk menyelamatkan planet tua ini pada tanggal 22 April ditetapkan sebagai Hari Bumi Internasional. Hal ini bertujuan untuk menyadarkan sekaligus meningkatkan rasa tanggung jawab manusia terhadap keberlangsungan hidup dari planet bumi. Planet yang kondisinya sekarang ini sedang sakit, karena semakin banyaknya tatanan ekologi yang rusak, ditambah lagi dengan emisi gas rumah kaca atau yang lebih dikenal dengan sebutan Global Warming.
Selaku warga bumi, manusia sudah seharusnya menjaga planet ini agar tetap nyaman untuk ditinggali. Salah satu upaya nyata sekaligus dalam rangka memperingati Hari Bumi Internasional 2014 Super Indo mengajak kepada seluruh warga masyarakat untuk membiasakan menggunakan kantong belanja pakai ulang. Seruan tersebut bermaksud untuk mengurangi pemakaian kantong plastik yang pada dasarnya bisa merusak lingkungan. Untuk lebih meningkatkan minat warga masyarakat, Super Indo juga akan memberikan cash back bagi siapapun yang berbelanja dengan menggunakan kantong belanja pakai ulang.
Upaya lainya dari Super Indo bagi menyelamatkan lingkungan ialah dengan menggunakan kantong plastik ramah lingkungan Oxium untuk seluruh gerai Super Indo di Indonesia. Pemilihan kantong plastik Oxium karena telah lulus uji ASTM yang dilakukan oleh Balai Besar Kimia dan Kemasan serta Biotek – BPPT. Selain mendapatkan penghargaan dari dalam negeri, kantong plastik Oxium pada tahun ini juga mendapatkan pengahrgaan serupa dari lembaga nirlaba resmi Kementerian Lingkungan Hidup Singapura. Dengan penghargaan Green Label yang diberikan kepada kantong plastik Oxium hasil karya anak bangsa ini, semakin menjamin keamanannya bagi lingkungan.
Sumber : Aksain.com
Senin, 28 April 2014
Angkara Murka
Film ini merupakan film Indonesia
dengan tata visual 3D (3 Dimensi) yang pertama kalinya dalam sejarah perfilman
nasional. Dibintangi oleh pemain campuran yaitu lokal dan asing dengan
menggunakan bahasa Inggris dalam dialognya walaupun sesekali ada
celetukan-celetukan dalam bahasa Indonesia. Michael Pare berperan sebagai Jack,
Janna Fassaert berperan sebagai Skylar, Monica sayangbati berperan sebagai
Tamal. Disutradarai oleh Brian Yuzna yang lahir di Philipina dan sekarang
tinggal di Amerika. Film ini diedarkan secara International dengan judul
Amphibious 3D.
Film bercerita tentang wanita bernama
Skylar yang menyewa kapal milik Jack yang mempunyai pekerjaan sampingan sebagai
seorang penyelundup. Jack berhubungan dengan orang yang tinggal di jermal dan
sekaligus mempekerjakan anak-anak dibawah umur. Jermal adalah tempat
penangkapan dan pengolahan ikan di tengah lautan yang jauh dari daratan. Tamal
dan Aris merupakan dua bersaudara yang sengaja dijual oleh sang kakek pada boss
jermal. Konflik pun terjadi didalam jermal.
Ide cerita yang dibuat serba tanggung
apakah mengangkat tema science atau tema mistik, semuanya tidak mencapai
puncak. Tema science ditampilkan dengan dialog adanya tsunami, makhluk purba
dan jabatan profesor. Sedangkan tema mistik digambarkan dengan adanya kalung, dukun dan
mantera-mantera. Namun mau dibawa kemana arahnya karena keduanya tidak jelas.
Akting Skylar kurang maksimal dan tidak
ditampilkan adanya penelitian atau laboratorium atau sesuatu yang menunjukkan
keahliannya sebagai profesor. Semua adegan lebih cenderung skylar sebagai
seorang turis yang sedang jalan-jalan. Akting Jack biasa saja dan tidak
menunjukkan hal yang bagus. Akting Tamal juga biasa dan cenderung kaku.
Entahlah mengapa judul internationalnya
menjadi Amphibious padahal kalau diterjemahkan menjadi bersifat ampibi yaitu
bisa didarat dan bisa dilaut. Padahal sang monster pergi ke darat hanya ke
jermal saja bukan ke pantai atau tempat darat lainnya. Sebaiknya memakai judul giant
scorpion yang berarti kalajengking raksasa karena memang bentuk monsternya
adalah kalajengking.
Kekurangan dalam film ini yaitu gambar
agak buram dalam arti tidak jelas dan tidak fokus. Seperti kita melihat koleksi foto tahun
70’ an saat ini maka akan terlihat kusam dan kekuning-kuningan. Unsur 3 dimensi juga seolah-olah
digarap dengan teknologi lama bukan teknologi baru. Tidak ada teknik atau
adegan yang menggoda mata dengan ke 3 dimensiannya. Jadi kalaupun menonton film
ini tidak dengan 3D maka tidak ada pengaruhnya karena tidak memiliki
kelebihan-kelebihan khusus.
Saat adegan kematian Aris di depan
Tamal maka terlihat Aris masih bernafas dengan tanda perutnya naik dan turun.
Seharusnya kan tahan napas dulu beberapa saat. Kekurangan lainnya yaitu ketika
adegan kapak dilempar ke dalam ruangan namun pada adegan berikutnya kapak sudah
berada diluar. Api yang membakar lantai kayu secara melingkar pada sekeliling
monster ternyata di akhir film lantai tersebut tidak terbakar. Moster yang
semula digambarkan dengan ganas menyerang orang-orang di jermal ternyata pada
sesi terakhir monster diam saja tidak melawan seolah-olah patung saja. Dan
dengan gampangnya sang monster mati. Padahal capit dan ekor adalah senjata yang
mematikan. Pada saat kapal terlepas ikatannya di jermal dan menjauh ke laut,
bagaimana skylar bisa kembali ke daratan tanpa kapal tsb.
Masih banyak kekurangan dalam film ini
namun setidaknya unsur 3D merupakan hal baru di perfilman nasional.
Sumber : Wikipedia.org
Minggu, 27 April 2014
War of The Arrows
Film ini mempunyai latar belakang
pendudukan bangsa Manchu dinasti Qing (China) terhadap dinasti Joseon (Korea)
di tahun 1636. Dikisahkan ada dua orang kakak beradik yaitu Nam Yi (Park Hae
Il) dan Ja In (Moon Chae Won) yang melarikan diri saat keluarga dan desa mereka
diserang oleh tentara Manchu. Lalu tinggal di sebuah keluarga yang merupakan
sahabat karib dari sang ayah. Pada saat dewasa Ja In dinikahkan dengan Seo Goon
(Kim Mu Yeol) yang merupakan putra dari keluarga tsb. Sayangnya tepat pada hari
pernikahan itu tentara Manchu menyerang desa dan menahan Ja In dan Seo Goon
beserta penduduk lainnya sebagai tawanan. Nam Yi yang pada saat itu berada di
luar desa datang terlambat. Dengan susah payah Nam Yi berusaha mengejar dan
menyelamatkan adiknya yang dibawa oleh tentara Manchu dengan bermodalkan
senjata panah.
Cerita yang ditampilkan biasa-biasa saja
dan standard. Dialog dan mimik wajah pada hampir semua pemain terlihat kaku
seperti pada tipikal film korea lainnya. Alur cerita yang bisa ditebak. Ada
unsur yang terlalu dipaksakan yaitu dengan kemunculan harimau yang menolong
disaat Nam Yi terdesak dan terpojok.
Karakter Nam Yi sangat lemah dan tidak
konsisten. Di awal diceritakan bahwa suka mabuk dan berkelahinya biasa-biasa
saja. Bahkan sang ayah angkat sempat menegurnya. Namun secara tiba-tiba, entah
dapat mukjizat dari mana bisa menjadi seorang pemanah yang ulung padahal
latihan saja tidak pernah. Upaya pencarian mati-matian untuk menemukan sang
adik seolah-olah mempunyai hubungan dan jalinan yg rekat. Namun di awal
ditunjukkan bahwa sang kakak cuek dan tidak menghadiri perkawinan sang adik.
Tidak ada aura kerekatan antara kakak dan adik sehingga hubungan yang ada tidak
begitu jelas.
Karakter Ja In juga lemah. Di satu
pihak merupakan wanita biasa namun dilain pihak tiba-tiba menjadi ahli panah
padahal tidak pernah latihan. Tidak ada penampilan yang bisa membuat penonton
muncul emosinya padahal seharusnya bisa lebih dieksplorasi.
Film ini bukan film silat atau kungfu
karena tidak ada adegan perkelahiannya atau duel satu lawan satu. Film ini
bukan film perang karena tidak ada pertarungan prajurit dengan prajurit atau
pasukan dengan pasukan secara battle. Film ini juga bukan film drama karena
tidak ada emosi yang bisa dibangun buat penonton. Film ini hanya sekedar
tontonan saja.
Hanya ada satu adegan yang menarik
menurut saya yaitu pada saat Nam Yi mengendarai kuda dan sedang dibidik hendak
dipanah oleh pemimpin tentara Manchu. Semula Ja In berteriak-teriak untuk
memperingatinya namun karena jarak yang jauh jadi tidak terdengar oleh Nam Yi.
Apakah yang harus dilakukan ? Tiba-tiba dia mengambil panah, bukannya pemimpin
tentara Manchu yang dipanah melainkan kuda yang ditunggangi oleh Nam Yi.
Jangan dibandingkan dengan film
mandarin karena masih lebih unggul film mandarin baik dari segi tema, teknik,
peran dan spesial efek.
Sumber : Wikipedia.org
Sabtu, 26 April 2014
The Howling : Reborn
Novel
The Howling seri pertama dibuat oleh Gary Brandner pada tahun 1977 dan sudah
pernah difilmkan dalam berbagai versi. Sayangnya film yang dibuat banyak yang
tidak sesuai dengan novelnya, salah satunya adalah film The Howling dengan
sutradara Joe Dante. Novel The Howling seri kedua yang berjudul The Howling II:
The Return dibuat pada tahun 1979. Sekarang ini novel tersebut diadaptasikan ke
dalam film dengan judul The Howling: Reborn oleh sutradara Joe Nimziki.
Kisah
ini dimulai dari seorang remaja pria yang bernama Will Kidman yang diperankan
oleh Landon Liboiron. Hidup dengan ayahnya sendirian karena ibunya saat
mengandung telah meninggal dunia karena dibunuh. Untungnya Will selamat. Kini
dia sudah dewasa dan berusia 18 tahun. Merupakan siswa SMA kelas 3 dan akan
menghadapi kelulusan. Termasuk anak yang alim dan pemalu sehingga saat menaksir
seorang cewek bernama Eliana (Lindsey Shaw), dia tidak berani mengutarakannya
hanya menggambar wajahnya saja dari jauh.
Cerita film ini agak membingungkan.
Dikisahkan diawal bahwa ibunya telah meninggal dunia karena dibunuh namun tidak
disebutkan siapa pembunuhnya. Namun tiba-tiba ibunya muncul ditengah-tengah
cerita, mengapa bisa hidup kembali ? Bila ibunya dibunuh oleh manusia biasa
maka akan mati, demikian juga bila dibunuh oleh manusia serigala maka
seyogyanya ibunya juga mati. Kecuali serigala hanya menggigit maka ibunya akan
menjadi hidup walaupun menjadi manusia serigala. Jadi kalaupun ibunya hidup
maka tidak perlu menghilang sedemikian rupa. Alternatif lain adalah ibunya
merupakan seorang manusia serigala sehingga menurun kepada Will. Namun ingat
bahwa manusia serigala hanya bisa mati karena perak atau api atau dibunuh
manusia serigala lainnya. Nah kalau ide ini yang diambil maka jelas ibunya akan
mati.
Kebingungan lainnya adalah mengapa
suaminya tidak mengenal istrinya lagi walaupun hanya berbeda rambut pendek dan
rambut panjang. Padahal suaminya termasuk tipe yang setia. Pertanyaan
berikutnya adalah mengapa suaminya sendiri dibunuh mengingat suaminya tidak
melakukan kesalahan apapun. Kalau alasannya hanya sekedar karena melepas cincin
kawin yang selama ini dipakai, kok rasanya terlalu dipaksakan ceritanya. Atau
bila alasannya karena mengajari Will hidup sebagai manusia, kok rasanya terlalu
berlebihan. Kan ayahnya tidak tahu kalau Will adalah manusia serigala.
Pertanyaan terakhir yaitu mengapa sang ibu tega ingin membunuh anaknya. Suatu
pertanyaan yang tidak perlu dijawab karena ini adalah sebuah tontonan dan bukan
sebuah hiburan.
Kekurangan dalam film ini tampak jelas
pada luka di leher Will yang semula panjangnya kurang lebih 10 cm namun pada
suatu saat tampak menjadi pendek sekitar 3 cm. Demikian juga tampak nama sang
sutradara Joe Nimziki pada buku yang diambil oleh Will di perpustakaan,
seolah-olah dia pengarang buku tsb.
Film ini sepertinya ingin meniru film
Twilight dari segi cerita dengan latar belakang sekolahan namun sayangnya tidak
pas. Juga kisah cinta antara Will dan Eliana yang ingin disamakan dengan film
Twilight namun lagi-lagi kalah dalam segi tema ceritanya.
Kalau anda menyukai santapan popcorn
maka setelah selesai makan, anda tidak merasakan nikmat dan lezatnya sebuah
santapan melainkan hanya perut sudah terisi. Film ini adalah film instant
popcorn artinya film yang tidak ada manfaatnya sekeluar dari gedung bioskop.
Tonton, pulang dan tidur.
Sumber : Wikipedia.org
Langganan:
Postingan (Atom)