Sepakbola bisa dikatakan olahraga
terpopuler di dunia termasuk juga di Indonesia. Sepakbola merupakan salah satu
alat pemersatu bangsa akhir-akhir ini. Semua orang begitu menyukai apapun yang
berhubungan dengan sepakbola. Sepakbola pun sudah mulai di arahkan untuk
menjadi sebuah industri di negeri ini. Dengan banyaknya penggemar sepakbola di
Indonesia bukan tidak mungkin sepakbola Indonesia akan menjadi salah satu
raksasa di Asia bahkan dunia nantinya.
Lihat saja ketika Timnas bermain, semua kalangan berlomba-lomba mendapatkan tiket untuk bisa menyaksikan langsung punggawa negara bermain di kandangnya. Tak peduli harus mengeluarkan kocek yang dalam atau harus menempuh perjalanan jauh sekalipun mereka jalani. Atau saat tim-tim di daerah asal mereka bermain, stadion kebanggaan daerah mereka penuhi dan dengan lantang mereka bernyanyi, bersorak-sorai memberi semangat kepada tim kesayangan. Sampai-sampai terkadang sering terjadi kerusuhan antar suporter karena hal-hal sepele, namun itu semua pada dasarnya karena kecintaan mereka pada tim kesayangan.
Bahkan yang tak kalah menakjubkan, tim-tim Eropa memiliki basis fans yang besar di Indonesia. Indonesia menjadi negara dengan jumlah fans nomer dua terbanyak setelah negara asal beberapa tim Eropa. Alasan itu yang menyebabkan beberapa tim merasa harus membalas budi negeri ini dengan datang langsung ke Indonesia dan memanjakan para fansnya dengan permainan ciamik mereka yang biasanya hanya bisa dilihat di layar televisi.
Sepakbola secara konseptual merupakan olahraga yang mempertandingkan dua tim yang saling berlawanan untuk mencetak gol ke gawang lawannya. Tidak sebatas itu, banyak pula nilai-nilai yang dapat diambil dari sebuah olahraga yang sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat Indonesia tersebut. Memang kecintaan akan sepakbola di Indonesia tidak lebih ekstrim dari Brazil dengan sepakbolanya, tetapi bagi Indonesia olahraga ini memiliki sisi keunikan tersendiri.
Kita adalah Satu
“Bhinneka Tunggal Ika” berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Kalimat tersebut memiliki nilai persatuan, menggambarkan kondisi ideal masyarakat Indonesia yang memiliki beragam suku, ras, dan agama untuk bersatu dalam keberagaman. Di lain sisi, kalimat tersebut bertentangan dengan keadaan yang ada, di mana masih banyak konflik dengan isu-isu sensitif, konflik yang mengatasnamakan suku, ras, agama, atau golongan-golongan tertentu.
Lain halnya dalam sepakbola, terutama dalam pertandingan timnas Indonesia melawan negara lain, konsep dan nilai Bhinneka Tunggal Ika masih terdapat didalamnya. Dalam pertandingan timnas Indonesia sangat wajar terdapat puluhan ribu suporter yang memadati stadion. Dengan menanggalkan nama suku, ras, agama, atau golongan tertentu mereka datang dari segala penjuru, dari barat sampai ke timur, hanya untuk mendukung satu nama yaitu Indonesia. Kemeriahan dan euforia pertandingan Indonesia sangat dirasakan bagi penonton di seluruh Indonesia, terutama bagi mereka yang mendukung langsung di stadion.
Tidak harus mengerti sepakbola untuk merasakannya. Bersama puluhan ribu penonton lainnya, terdapat perasaan hikmat yang lebih dari apapun saat menyanyikan Indonesia Raya. Lagu kebangsaan yang biasa kita abaikan, tidak dinyanyikan dengan semangat perjuangan, kali ini dinyanyikan dengan hikmat dan bangga. Teriakan, nyanyian, dan umpatan pun terus dilakukan dengan tujuan untuk memberi semangat pada pemain. Para pemain yang sedang membela nama Indonesia.
Harapan
Euforia kemenangan timnas Indonesia U-19 masih terasa dibenak masyarakat Indonesia. Kemenangan dalam ajang Piala AFF U-19 dan menjadi juara grup dalam Kualifikasi Piala AFC U-19 yang ditutup dengan mengalahkan Korea Selatan yang dianggap sebagai salah satu “Macan Asia” beberapa waktu lalu memberi secercah harapan terhadap masa depan persebakbolaan Indonesia. Di balik politisasi yang terjadi baik di level timnas maupun klub dan penampilan yang kurang memuaskan dari timnas senior, bibit-bibit pemain masa depan timnas Indonesia ini setidaknya dapat menjadi harapan, harapan untuk perubahan. Dalam konteks yang lebih luas, pemuda merupakan harapan bangsa karena di masa depan para pemuda lah yang akan memimpin bangsa.
Begitu pula dengan Garuda Muda, suatu saat mereka lah yang akan meneruskan perjuangan di level yang lebih tinggi yaitu timnas senior. Kehebatan pemuda pun telah jauh digambarkan oleh sang proklamator Republik Indonesia dengan kalimatnya “Beri aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Dengan tren positif yang ditorehkan Garuda Muda dan mengamini kalimat yang diucapkan oleh Bung Karno, sangat diharapkan Garuda Muda dapat menembus dan mengharumkan nama Indonesia dalam kancah internasional yang lebih jauh dapat mewujudkan konsep bhinneka tunggal ika, mempersatukan negeri kita tercinta, Indonesia.
(Claudio Faldo Mancinni,Mahasiswa HI Universitas Indonesia)
Sumber : http://akusayangindonesia.com
Lihat saja ketika Timnas bermain, semua kalangan berlomba-lomba mendapatkan tiket untuk bisa menyaksikan langsung punggawa negara bermain di kandangnya. Tak peduli harus mengeluarkan kocek yang dalam atau harus menempuh perjalanan jauh sekalipun mereka jalani. Atau saat tim-tim di daerah asal mereka bermain, stadion kebanggaan daerah mereka penuhi dan dengan lantang mereka bernyanyi, bersorak-sorai memberi semangat kepada tim kesayangan. Sampai-sampai terkadang sering terjadi kerusuhan antar suporter karena hal-hal sepele, namun itu semua pada dasarnya karena kecintaan mereka pada tim kesayangan.
Bahkan yang tak kalah menakjubkan, tim-tim Eropa memiliki basis fans yang besar di Indonesia. Indonesia menjadi negara dengan jumlah fans nomer dua terbanyak setelah negara asal beberapa tim Eropa. Alasan itu yang menyebabkan beberapa tim merasa harus membalas budi negeri ini dengan datang langsung ke Indonesia dan memanjakan para fansnya dengan permainan ciamik mereka yang biasanya hanya bisa dilihat di layar televisi.
Sepakbola secara konseptual merupakan olahraga yang mempertandingkan dua tim yang saling berlawanan untuk mencetak gol ke gawang lawannya. Tidak sebatas itu, banyak pula nilai-nilai yang dapat diambil dari sebuah olahraga yang sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat Indonesia tersebut. Memang kecintaan akan sepakbola di Indonesia tidak lebih ekstrim dari Brazil dengan sepakbolanya, tetapi bagi Indonesia olahraga ini memiliki sisi keunikan tersendiri.
Kita adalah Satu
“Bhinneka Tunggal Ika” berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Kalimat tersebut memiliki nilai persatuan, menggambarkan kondisi ideal masyarakat Indonesia yang memiliki beragam suku, ras, dan agama untuk bersatu dalam keberagaman. Di lain sisi, kalimat tersebut bertentangan dengan keadaan yang ada, di mana masih banyak konflik dengan isu-isu sensitif, konflik yang mengatasnamakan suku, ras, agama, atau golongan-golongan tertentu.
Lain halnya dalam sepakbola, terutama dalam pertandingan timnas Indonesia melawan negara lain, konsep dan nilai Bhinneka Tunggal Ika masih terdapat didalamnya. Dalam pertandingan timnas Indonesia sangat wajar terdapat puluhan ribu suporter yang memadati stadion. Dengan menanggalkan nama suku, ras, agama, atau golongan tertentu mereka datang dari segala penjuru, dari barat sampai ke timur, hanya untuk mendukung satu nama yaitu Indonesia. Kemeriahan dan euforia pertandingan Indonesia sangat dirasakan bagi penonton di seluruh Indonesia, terutama bagi mereka yang mendukung langsung di stadion.
Tidak harus mengerti sepakbola untuk merasakannya. Bersama puluhan ribu penonton lainnya, terdapat perasaan hikmat yang lebih dari apapun saat menyanyikan Indonesia Raya. Lagu kebangsaan yang biasa kita abaikan, tidak dinyanyikan dengan semangat perjuangan, kali ini dinyanyikan dengan hikmat dan bangga. Teriakan, nyanyian, dan umpatan pun terus dilakukan dengan tujuan untuk memberi semangat pada pemain. Para pemain yang sedang membela nama Indonesia.
Harapan
Euforia kemenangan timnas Indonesia U-19 masih terasa dibenak masyarakat Indonesia. Kemenangan dalam ajang Piala AFF U-19 dan menjadi juara grup dalam Kualifikasi Piala AFC U-19 yang ditutup dengan mengalahkan Korea Selatan yang dianggap sebagai salah satu “Macan Asia” beberapa waktu lalu memberi secercah harapan terhadap masa depan persebakbolaan Indonesia. Di balik politisasi yang terjadi baik di level timnas maupun klub dan penampilan yang kurang memuaskan dari timnas senior, bibit-bibit pemain masa depan timnas Indonesia ini setidaknya dapat menjadi harapan, harapan untuk perubahan. Dalam konteks yang lebih luas, pemuda merupakan harapan bangsa karena di masa depan para pemuda lah yang akan memimpin bangsa.
Begitu pula dengan Garuda Muda, suatu saat mereka lah yang akan meneruskan perjuangan di level yang lebih tinggi yaitu timnas senior. Kehebatan pemuda pun telah jauh digambarkan oleh sang proklamator Republik Indonesia dengan kalimatnya “Beri aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Dengan tren positif yang ditorehkan Garuda Muda dan mengamini kalimat yang diucapkan oleh Bung Karno, sangat diharapkan Garuda Muda dapat menembus dan mengharumkan nama Indonesia dalam kancah internasional yang lebih jauh dapat mewujudkan konsep bhinneka tunggal ika, mempersatukan negeri kita tercinta, Indonesia.
(Claudio Faldo Mancinni,Mahasiswa HI Universitas Indonesia)
Sumber : http://akusayangindonesia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar